Angelique Widjaja, Cinta Keluarga dan Tenis

Written By Smart Solusion on Friday, March 29, 2013 | 8:14 PM



Advertorial


Angelique Widjaja, Cinta Keluarga dan Tenis





Sabtu, 30 Maret 2013 | 09:32 WIB












Meski memutuskan untuk pensiun di usia produktif, nama Angelique Widjaja atau lebih akrab disapa dengan Angie, masih menjadi salah satu ikon petenis putri Indonesia. Betapa tidak, pemain dengan kemampuan komplet dan mampu bermain di segala jenis lapangan ini berhasil membawa harum Indonesia di kancah olahraga tenis dunia.

Lebih dari sekedar berbakat, Angie kecil sudah menyukai olahraga tenis sejak ia berusia 4,5 tahun. Putri bungsu dari pasangan Rico Widjaja dan Hanita Erwin ini bisa dibilang ‘keranjingan’ tenis karena melihat ketiga kakak laki-lakinya bermain tenis. Melihat keinginan putrinya yang begitu besar, orangtua Angie menyekolahkannya ke Sekolah Tenis Fiks di Bandung.

Angie dikenal memiliki pukulan yang menyengat dan back hand dua tangan yang mematikan. Dengan modal dua senjata itulah ia mengalahkan lawan-lawannya di ajang junior. Nama Angelique Widjaja pun kerap kali menjadi langganan juara di berbagai turnamen lokal. Menginjak usia ke-14, Angie sudah bertanding mengikuti turnamen internasional membawa nama Indonesia.

Karir tenis Angie semakin melaju saat ia berhasil mengukir sejarah dengan menjadi orang Indonesia pertama yang memenangkan gelar juara Wimbledon Junior tahun 2001. Seakan tak bisa dihentikan, gadis penyuka aroma minyak kayu putih inipun terus mengeksiskan dirinya, kali ini di kelompok senior. Saat Indonesia terpilih menjadi tuan rumah WTA Tour di Bali, Angie menjadi orang Indonesia termuda yang pernah memenangkan gelar tunggal. Tak hanya di kompetisi tunggal, Angie juga menoreh kesuksesannya dalam kompetisi Ganda di tahun 2003-2004. Selama karir profesionalnya, Angie telah mencatat kemenangan atas beberapa pemain tenis dunia seperti Dinara Safina, Anna Kournikova, Patty Schnyder, dan Tamarine Tanasugarn.

Di tengah kesibukannya mengasah kemampuan servis dan kecepatan beraksi di lapangan, Angie juga tetap belajar walau menggunakan modul sebagai metode belajar alternatif. Sebagai pemain tenis profesional, waktunya sebagai remaja pun hilang karena ia harus fokus berlatih. Ia tak bisa seperti remaja lain yang bisa seenaknya hang out bersama teman-teman. Konsekuensi ini disadari betul oleh Angie dan ia tak berkecil hati karena baginya keluarga yang utama.
 
Sayangnya pada tahun 2005, laju Angie sempat terhenti karena berbagai cedera yang ia alami. Lutut Angie akhirnya harus dioperasi. Meski sempat aktif kembali di ajang SEA Games di Thailand dan sebuah turnamen ITF di Jakarta, namun cedera lututnya kerap kali masih terasa. Akhirnya sebuah keputusan berat itupun diketahui publik, Angie memutuskan untuk berhenti dari dunia yang turut andil membesarkan namanya itu pada tahun 2008.

Selepas dari karir sebagai pemain, ia masih berkecimpung di dunia tenis. Minatnya akan dunia tenis seakan masih melekat erat, ia dan Deddy Tedjamukti kemudian melatih di sekolah tenis yang ia dirikan bersama mantan pelatihnya itu.


Saksikan kisah semangat dan kerja keras Angie selengkapnya di program Kita Bisa, Minggu 31 Maret 2013 Pk 10.00 di Kompas TV. Program KITA BISA Dipersembahkan Oleh “BAKTI OLAHRAGA DJARUM FOUNDATION”(adv)




















Anda sedang membaca artikel tentang

Angelique Widjaja, Cinta Keluarga dan Tenis

Dengan url

http://software-solutionsmart.blogspot.com/2013/03/angelique-widjaja-cinta-keluarga-dan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Angelique Widjaja, Cinta Keluarga dan Tenis

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Angelique Widjaja, Cinta Keluarga dan Tenis

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger