Hanung dan Ram Punjabi: Soekarno Milik Bangsa

Written By Smart Solusion on Wednesday, September 18, 2013 | 8:32 PM


Jakarta - Kisruh Film "Soekarno: Indonesia Merdeka" arahan sutradara Hanung Bramantyo dan dibintangi oleh aktor Ario Bayu, ternyata berbuntut panjang.


Rachmawati Soekarnoputri melayangkan somasi pada Multivison Plus Picture (MVP) selaku rumah produksi yang menggarap film tersebut pimpinan Raam Punjabi sebagai produser sejak 12 September 2013 lalu, karena dinilai pihak MVP menyalahi aturan terkait film Soekarno.


Padahal, film yang menelan biaya hingga Rp 15 miliar itu telah merampungkan syuting dan memasuki proses editing terakhir. MVP juga telah menjanjikan akan merilisnya pada Desember 2013 mendatang. Sementara Rachmawati selaku Ketua Dewan Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS) meminta menghentikan rencana penayangan film tersebut.


Menanggapi peringatan tersebut, Raam pun angkat bicara. Ia bersama Hanung membuat film itu dengan niat dan tujuan yang baik. Film tersebut bukan dari ide seseorang. Menurutnya setiap orang berhak memproduksi film Soekarno, karena Soekarno adalah tokoh milik bangsa


"Bung Karno milik bangsa dan setiap orang berhak memproduksi apapun tentang Soekarno. Saya ingin polemik ini selesai di sini dan tidak membingungkan masyarakat dan tidak dianggap campaign marketing. Kita tidak pernah mengenyampingkan ibu Rachmawati di sini," ungkapnya saat konferensi pers di Multivision Tower, Kuningan, Jakarta Rabu (18/9).


Senada dengan itu, Hanung menjelaskan ia bersama pihak MVP membuat film yang memberikan pelajaran bagi penonton dan tidak ada niat menjelekkan tokoh tertentu. Ia menegaskan film ini tidak semata-mata untuk komersil tapi juga pengetahuan.


"Film ini bertujuan untuk memberikan inspirasi pada anak muda bahwa ada tokoh Soekarno. Siapapun berhak buat film Soekarno, karena Soekarno adalah tokoh yang sudah dimiliki masyarakat," ucapnya.


Walaupun demikian, ia mengakui ide awal pembuatan film berasal dari Rachmawati, Hanung dan Raam. Dalam perjalanannya, Rachmawati memutuskan untuk mengundurkan diri karena menilai Hanung dan MVP telah menyalahi perjanjian seperti masalah skenario.


Selain itu, juga masalah pemeran utama bahwa akhirnya sang sutradara lebih memilih Ario Bayu sebagai Soekarno yang dinilai tak tepat oleh Rachmawati memerankan sosok Soekarno.


Sebelumnya, Rachmawati keberatan karena khawatir film ini akan menurunkan derajat Soekarno sebagai pendiri bangsa. Diduga, film ini terindikasi film menyisipkan penyimpangan sejarah dan tidak sesuai dengan kisah hidup sang proklamator.


"Filmnya saja belum jadi, kok bisa tahu ada penyimpangan? Di kepala saya ini tidak pernah ada pikiran untuk menjelekkan seseorang. Justru kami membuat sesuatu yang memberikan inspirasi bagi anak muda, untuk memberi tahu mereka kalau ada orang yang luar biasa bernama soekarno," ungkap Hanung yang menepis tanggapan miring itu.


Hanung pun merasa memilih judul "Soekarno: Indonesia Merdeka" agar sosok Bung Karno tampil seperti pahlawan bagi masyarakat Indonesia. Jadi tidak mungkin ia menyelipkan adegan yang membuat orang merasa aneh dan menyimpang dari sejarah.


"Saya mempertanyakan film ini dianggap terlalu komersil. Kalau negara memberi dana untuk membuat film tokoh kepahlawanan, saya tidak butuh Raam Punjabi. Ketika saya memproduksi film ini mengajak swasta resikonya ya komersil. Memangnya dosa kalau komersil. Jadi jangan bicara soal komersil atau tidak komersil. Mari kita sambut baik niat Raam yang ingin membuat film bisa menginspirasi," tutur Hanung.


Anda sedang membaca artikel tentang

Hanung dan Ram Punjabi: Soekarno Milik Bangsa

Dengan url

http://software-solutionsmart.blogspot.com/2013/09/hanung-dan-ram-punjabi-soekarno-milik.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Hanung dan Ram Punjabi: Soekarno Milik Bangsa

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Hanung dan Ram Punjabi: Soekarno Milik Bangsa

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger