SBY Tahu dan Merasakan ”Rakyat Marah”

Written By Smart Solusion on Monday, October 7, 2013 | 8:17 PM






KOMPAS.com - Rabu (2/10/2013), Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golkar, Chairun Nisa; Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Hambit Bintih; serta pengusaha dengan nama disingkat, DH dan CN.

Kamis (3/10/2013) pagi, peristiwa tersebut menjadi berita utama di media berita seluruh Indonesia. Dari pagi hingga tengah malam, berita itu terus diudarakan televisi.

Kamis pagi itu juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi sibuk. SBY tidak bisa lagi menunda waktu untuk menyampaikan pernyataan soal peristiwa ini. Dia tahu rakyat menunggu apa yang hendak dikatakan.

Presiden SBY mengatakan di kawasan Istana Kepresidenan di Jakarta, ”Saya menerima pesan banyak sekali, di dunia media sosial maupun SMS yang disampaikan langsung kepada saya dan staf.”

”Itulah saudara-saudara pernyataan saya yang sudah ditunggu-tunggu oleh rakyat sejak tadi pagi,” begitu SBY menutup jumpa persnya mengenai peristiwa mencengangkan ini.

SBY tahu Indonesia terkejut, rakyat marah atas apa yang telah terjadi.

”Kita semua terkejut mendengarkan peristiwa penangkapan Ketua Mahkamah Konstitusi beserta satu orang anggota DPR RI, satu orang bupati dan dua orang lainnya oleh KPK tadi malam. Saya juga merasakan kemarahan dan keterkejutan rakyat Indonesia, mengetahui apa yang terjadi tadi malam itu,” kata SBY.

Sebelum bicara kepada wartawan, SBY berunding dengan para menterinya, stafnya, dan berbagai pihak. Mengapa SBY harus bicara tanpa banyak menunda waktu.

Sebelum menyampaikan alasannya mengapa harus bicara segera kepada rakyat, SBY mengucapkan, ”Tentu ini sangat mengejutkan apalagi Mahkamah Konstitusi adalah sebuah lembaga yang amat penting, termasuk perannya yang besar dan menentukan dalam kehidupan bernegara dan berpemerintahan di negeri ini.”

”Saya perlu menyampaikan khusus atas peristiwa ini karena dua hal. Pertama, kasus hukum ini menyangkut sebuah lembaga negara yang saya katakan tadi penting dan menentukan. Apalagi menyangkut pemimpin di lembaga itu,” kata SBY.

”Sedangkan yang kedua yang tidak kalah pentingnya, isu ini berkaitan pula dengan kehidupan demokrasi. Kalau kita sudah berbicara pemilihan umum, pemilihan kepala daerah itu berkaitan dengan rakyat, suara rakyat. Dan itu hakikatnya adalah demokrasi, yang akan terus kita matangkan dan tingkatkan kualitasnya di negeri ini,” ujar SBY.

Ia memperlihatkan, peristiwa penangkapan ini berkaitan dengan kasus suap pemilihan umum kepala daerah atau pemilu di daerah.

SBY juga mengingatkan dan mengaitkan peristiwa suap dengan pemilu tahun 2014 (pemilu presiden dan wakil presiden serta pemilihan anggota parlemen). Sementara pemilihan umum kepala daerah terus berlangsung.

”Saya tentu berharap baik kapasitas saya sebagai Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, dan pribadi, lembaga- lembaga yang diberikan mandat baik oleh Undang-Undang Dasar, oleh undang-undang, dan sejatinya oleh rakyat, seperti KPU, Bawaslu, DKPP, itu bisa menjalankan tugas penyelenggaraan pemilu dalam arti luas, dengan profesional, netral, tidak boleh ada keberpihakan terhadap siapa pun yang sedang berkompetisi, lurus,” kata SBY.

Banyak yang dikatakan SBY Kamis itu. Kita mencatat, SBY mengungkapkan telah merasakan saat ini rakyat marah. Ini sangat penting. Rakyat marah. Banyak hal yang membuat rakyat marah.
(J Osdar)




Editor : Inggried Dwi Wedhaswary







Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:











Anda sedang membaca artikel tentang

SBY Tahu dan Merasakan ”Rakyat Marah”

Dengan url

http://software-solutionsmart.blogspot.com/2013/10/sby-tahu-dan-merasakan-rakyat-marah.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

SBY Tahu dan Merasakan ”Rakyat Marah”

namun jangan lupa untuk meletakkan link

SBY Tahu dan Merasakan ”Rakyat Marah”

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger