Powered by Blogger.

Popular Posts Today

Anak Ini Diduga Mutilasi Ibu karena Gangguan Jiwa

Written By Smart Solusion on Saturday, July 13, 2013 | 8:38 PM





JAKARTA, KOMPAS.com - Pria berinisial S (40) diduga memutilasi ibunya, SA (80), karena memiliki masalah kejiwaan.

Kasus mutilasi itu bermula saat adik S, B, datang untuk menjenguk SA, di rumahnya, di Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2013).

B tak mendapati siapa pun di rumah, tetapi di salah satu kamar, ia menemukan tengkorak di dalam baskom, tulang belulang di panci, dan daging dalam karung. B kemudian melaporkan hal itu ke Mapolsektro Tanah Abang pada Minggu (14/7/2013) dini hari.

Tak lama setelahnya, polisi datang ke rumah SA mengambil barang bukti dan membawa S dan B untuk dimintai keterangan.

Seorang tetangga SA, Chika Flaviana (24), mengatakan, beredar isu di lingkungan tersebut S membunuh ibunya sekitar satu pekan lalu dan merebusnya. Menurut Chika, S memang punya masalah kejiwaan.

"Itu orang emang sakit jiwa. Sering teriak-teriak kalau kumat suka ngamuk dan suka ngelemparin orang pakai batu dan lainnya," ujar Chika.




Editor : Tjatur Wiharyo
















8:38 PM | 0 komentar | Read More

Bocorkan Data Kelahiran Kim Kardashian, 5 Karyawan RS Dipecat


Cedars-Sinai Medical Center telah memecat lima pekerja dan pelajar yang sedang melakukan penelitian yang telah mengintip dan membocorkan catatan medis dari pasien kelas VVIP, Kim Kardashian yang melahirkan putrinya di rumah sakit tersebut.


Pihak rumah sakit menolak memberitahukan nama dan keterangan lebih lanjut perihal identitas karyawannya yang membocorkan data-data pasien ke pihak Los Angeles Times. Namun seorang juru bicara rumah sakit membenarkan jika telah terjadi pelanggaran aturan rumah sakit.


Catatan-catatan tersebut diakses antara 18 Juni hingga 24 Juni. Sementara Kardashian melahirkan pada 15 Juni.


Pihak Kardashian maupuan Kanye West belum memberikan komentar perihal data-data yang bocor tersebut.


Empat karyawan yang dipecat adalah dokter, staf rumah sakit, dan satu lagi merupakan asisten medis yakni seorang mahasiswa yang bekerja paruh waktu.


Tiga orang dokter dinyatakan melanggar aturan rumah sakit dengan memberikan kode log-on untuk mengaktifasi data di komputer.


Orang-orang yang terlibat sudah dihapuskan dari akses ke rumah sakit.


8:32 PM | 0 komentar | Read More

Pekan Depan, 800 Ton Daging Sapi Impor Masuk Indonesia





JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan mengimpor 3.000 ton daging sapi mulai pekan depan. Masuknya impor daging sapi akan dilakukan secara bertahap hingga tanggal 25 Juli 2013. Demikian disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Sabtu (13/7/2013).

Hatta menjelaskan pada Selasa hingga Rabu pekan depan, sebanyak 800 ton daging akan masuk melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta. "Sisanya 2.200 ton akan masuk lewat Tanjung Priok, paling lambat 25 Juli ini," ucap Hatta.

Hatta menjelaskan, Presiden sudah memberikan instruksi agar pemerintah segera menstabilkan harga kebutuhan pokok. Naik peternak maupun pengimpor tetap sama-sama mendapatkan keuntungan.

"Diharapkan harga stabil menjadi kisaran Rp 75.000-Rp 80.000," kata Hatta.

Selain impor daging sapi, Hatta juga menuturkan, pemotongan terhadap 109.000 ekor sapi akan dipercepat. Saat ini, sudah ada 39.000 ekor sapi yang sudah dipotong dan akan segera didistribusikan ke pasar. Pemerintah juga akan mengkaji ulang sistem tata niaga terkait daging sapi ini.

"Akan ada evaluasi terhadap sistem tata niaga yang dipraktekkan sekarang ini yang dianggap bisa mendistorsi stabilitas harga kita," ucap Hatta.

Adapun, harga daging sapi terus merangkak naik dari Rp 50.000 per kilogram menjadi Rp 70.000-Rp 100.000 per kilogram pada Juli 2013. Daging sapi merupakan salah satu lima komoditas bahan pangan yang melonjak akhir-akhir ini.

Impor daging sapi pun akan dilakukan untuk menstabilkan harga. Tetapi, realisasi impor ini terlambat. Menteri BUMN Dahlan Iskan menuding keterlambatan realisasi impor daging sapi karena sulitnya perizinan yang diberikan pemerintah.


Editor : Hindra Liauw











Ada 14 Komentar untuk artikel ini