Powered by Blogger.

Popular Posts Today

BeritaSatu - Hiburan

Written By Smart Solusion on Saturday, July 20, 2013 | 10:13 PM

BeritaSatu - HiburanBERITASATU.COMKonser di Palembang, Iwan Fals Ajak Penonton Punguti SampahIwan Fals"Green Smoothie", Rahasia Sehat dan Cantik Titi DJSalah satu Diva Indonesia, Titi DJ.Ivan Gunawan Tolak Program TV Jelang Berbuka dan SahurIvan Gunawan bersama Titi DJ usai mengisi acara di Mal Ciputra Jakarta, Jumat (19/7)Khusuknya Lagu-Lagu RamadanFatin Sidqia saat rilis singel terbarunya.Cara Tantri...
10:13 PM | 0 komentar | Read More

KOMPAS.com - Megapolitan

KOMPAS.com - MegapolitanKOMPAS.comMengadu Nasib di Kota, Berburu Rezeki untuk Hari RayaBantu Jokowi Tertibkan PKL, Polda Metro: Tentu Bisa, asal...Aji Mumpung Menjaring Rupiah Lewat BedugPolisi Diminta Ikut Bantu Jokowi Tertibkan PKLIroni Kehidupan Religi dan Prostitusi di Pasar Tanah AbangTolak Masuk Blok G, PKL Tanah Abang Cari Lahan KosongPNS Bawahan Jokowi-Basuki Dilarang Terima GratifikasiLurah...
8:38 PM | 0 komentar | Read More

DPR Minta Pemerintah Siapkan Jalur Alternatif Mudik

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi V DPR Arwani Thomafi menyesalkan pemerintah, baik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) maupun Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), yang dinilainya tidak memaksimalkan jalur alternatif untuk mengantisipasi kemacetan dalam arus mudik dan balik lebaran. Menjelang peningkatan arus mudik, ia meminta pemerintah menyiapkan jalur alternatif secara maksimal."Saya minta...
8:17 PM | 0 komentar | Read More

Froome, Juara Tour de France 2013

SEMNOZ, KOMPAS.com - Christoper Froome memastikan diri sebagai juara Tour de France ke-100, setelah berhasil finis ketiga pada etape ke-20, Sabtu (20/7/2013). Froome kini memimpin klasemen dengan total waktu 80 jam 49 menit 33 detik, unggul lima menit lebih dari pebalap di urutan kedua, Nairo Alexander Quintana Rojas.Pada etape 20, Froome tertinggal 29 detik dari Quintana yang keluar sebagai juara...
8:14 PM | 0 komentar | Read More

Pasha Lega, Ibu Mertua Kecewa

BOGOR, KOMPAS.com — Vokalis grup band Ungu, Sigit Purnomo alias Pasha, menyambut hangat upaya mediasi dengan Okky Agustina yang dilakukan oleh Ketua Majelis Hakim Wedhayati SH dalam persidangan di Pengadilan Negeri Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/1/2010)."Saya juga sebelumnya sudah meminta maaf sama Okky. Alhamdulillah, ternyata sekarang hakim sendiri yang memediasi," ujar Pasha saat ditemui seusai sidang.Pasha...
8:06 PM | 0 komentar | Read More

BeritaSatu - Hiburan

Written By Smart Solusion on Friday, July 19, 2013 | 9:49 PM

BeritaSatu - HiburanBERITASATU.COM"Green Smoothie", Rahasia Sehat dan Cantik Titi DJSalah satu Diva Indonesia, Titi DJ.Ivan Gunawan Tolak Program TV Jelang Berbuka dan SahurIvan Gunawan bersama Titi DJ usai mengisi acara di Mal Ciputra Jakarta, Jumat (19/7)Khusuknya Lagu-Lagu RamadanFatin Sidqia saat rilis singel terbarunya.Cara Tantri "Kotak" Terus Jaga Kehangatan KeluargaTantri "Kotak" dengan kedua...
9:49 PM | 0 komentar | Read More

Misteri Jenazah Perempuan di Kebayoran Lama Terungkap

JAKARTA, KOMPAS.com — Misteri tentang jenazah perempuan yang ditemukan di Hotel Central Boutique, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada 27 Juni 2013 akhirnya terungkap.Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat mengatakan, peristiwa tersebut berawal dari kisah perselingkuhan antara tersangka pelaku yang berinisial BA (32) dan korban yang berinisial R...
8:38 PM | 0 komentar | Read More

Anas Juga Diduga Terima Gratifikasi Proyek PLTS dan Kemendiknas

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ternyata tak hanya diduga menerima pemberian hadiah terkait proyek Hambalang. Anas juga diduga menerima gratifikasi dari proyek pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta proyek pendidikan tinggi di Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang Kementerian Pendidikan dan...
8:17 PM | 0 komentar | Read More

Marquez Cepat Beradaptasi di Laguna Seca

CALIFORNIA, KOMPAS.com — Marc Marquez terus membuat orang berdecak kagum. Saat pada umumnya rookie mengalami kesulitan ketika turun perdana di Laguna Seca, pebalap 20 tahun ini justru lebih dari sekadar baik-baik saja.Sejak awal, tak ada yang meragukan bahwa Marquez akan beradaptasi dengan baik dan membalap dengan cepat di Laguna Seca. Tetapi, mungkin tidak dalam waktu secepat yang dia lakukan.Pada...
8:14 PM | 0 komentar | Read More

Pasha Lega, Ibu Mertua Kecewa

BOGOR, KOMPAS.com — Vokalis grup band Ungu, Sigit Purnomo alias Pasha, menyambut hangat upaya mediasi dengan Okky Agustina yang dilakukan oleh Ketua Majelis Hakim Wedhayati SH dalam persidangan di Pengadilan Negeri Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/1/2010)."Saya juga sebelumnya sudah meminta maaf sama Okky. Alhamdulillah, ternyata sekarang hakim sendiri yang memediasi," ujar Pasha saat ditemui seusai sidang.Pasha...
8:06 PM | 0 komentar | Read More

Bintang NBA Diundang Israel

Written By Smart Solusion on Thursday, July 18, 2013 | 9:07 PM

JERUSALEM, KOMPAS.com — Mantan bintang NBA, Amare Stoudemire, diundang langsung oleh Presiden Israel Shimon Peres untuk membantu membangun bola basket di negara tersebut.Peres berbicara dengan Stoudemire, Kamis (18/7/2013), dan memintanya langsung untuk membantu olahraga bola basket di negara tersebut.Stoudemire memang memiliki hubungan emosional dan bisnis dengan Israel. Ia diketahui merupakan penganut...
9:07 PM | 0 komentar | Read More

Basuki: PD Dharma Jaya Perlu Diberi Kuliah Bagaimana Mengontrol Harga

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah memberikan "kuliah" kepada Komnas HAM tentang hak asasi manusia, kini Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana memberi kuliah kepada BUMD yang bergerak di bidang pengolahan daging segar, PD Dharma Jaya. Adapun kuliah yang akan diberikan Basuki adalah mengenai mengontrol harga di pasar."Kita harus kasih mereka sedikit kuliah tentang bagaimana mengontrol...
8:39 PM | 0 komentar | Read More

Ini Dia, Pengumuman Hasil Simak UI di \"Kompas.com\"

KOMPAS.com — Setelah pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2013 ditayangkan di Kompas.com, hasil Simak UI juga hadir di Kompas.com. Jika ingin mengetahui apakah Anda atau kerabat lulus dalam seleksi tertulis masuk universitas ini, silakan cek di laman berikut ini: Pengumuman Simak UI.Dari seluruh peserta ini,...
8:17 PM | 0 komentar | Read More

Orlando Bloom dan Miranda Kerr Pindah Rumah ke New York

Written By Smart Solusion on Wednesday, July 17, 2013 | 8:32 PM

Pasangan selebritis, Orlando Bloom dan Miranda Kerr, diketahui telah menyewa sebuah rumah mewah di kawasan elit Upper East Side, New York, Amerika Serikat.Rencananya, rumah tersebut akan mereka tempati terkait dengan keterlibatan Bloom dalam drama "Romeo and Juliet" di panggung Broadway. Drama tersebut rencananya akan mulai berlangsung pada tanggal 24 Agustus mendatang.Dengan perpindahan kedua selebritis...
8:32 PM | 0 komentar | Read More

Merintis Jalan Penyatuan Ramadhan






Muh. Ma'rufin Sudibyo*

KOMPAS.com - Hingga tahun ini, perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan masih terjadi. Padahal, sepanjang tiga hingga empat dasawarsa terakhir, Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengupayakan kalender Hijriah tunggal yang diterima semua pihak. Seperti yang kita saksikan dalam Ramadhan 1434 H. Apa yang terjadi? Apakah kinerja BHR dan MUI dalam mewujudkannya tidak maksimal? Ataukah penyatuan kalender Hijriah hanyalah utopia, sekedar angan-angan dan harapan di hati sanubari umat Islam Indonesia tanpa ada harapan bisa terwujud?

Saat Kesepakatan Cisarua 2011 tercapai, konstelasi penetapan awal Ramadhan dan hari raya sudah cukup jelas. Seluruh ormas Islam menyepakati bahwa otoritas penetapan ada di tangan Menteri Agama. Mayoritas ormas, kecuali dua, juga menyepakati “kriteria” imkan rukyat revisi sebagai patokan sementara, sebagai sebuah titik temu (kalimatin sawa), meski harus mengorbankan sisi ilmiahnya.

Namun, semua pihak menyadari kesepakatan itu takkan berjalan sebelum setiap ormas menjalankan mekanisme internalnya guna mengesahkannya lewat forum tertinggi yang dimiliki.

LAPAN dan RHI

Akan tetapi, pasca Kesepakatan Cisarua, mereka yang terlibat justru masih saling menunggu sembari terus melanjutkan polemik tentang keabsahan hisab vs rukyat dalam berbagai kesempatan.

Dibutuhkan sebuah keberanian memunculkan terobosan baru, terobosan radikal yang mampu mengikis lapisan-lapisan pemahaman yang selama ini menutupi retakan-retakan di dasar penetapan awal Ramadhan dan hari raya versi masing-masing ormas. Terobosan tersebut idealnya mampu menciptakan situasi di mana mereka yang memedomani rukyat akan tetap menggunakannya dengan leluasa. Demikian juga pengguna hisab akan tetap bisa menggunakannya dengan nyaman.

Namun, di atas semuanya, baik menggunakan hisab atau rukyat, maka hasil akhirnya akan sama. Dalam konteks inilah kebutuhan akan sebuah kriteria ilmiah dan berterima bagi Indonesia di masa depan menjadi hal yang mutlak.

Sebuah kriteria yang ilmiah tentu saja harus berdasar pada fakta sains yang sudah melalui data-data rukyat, khususnya yang valid dan reliabel. Sebuah kriteria yang ilmiah juga harus mampu mendefinisikan hilal dengan jelas dan tidak bisa seperti yang selama ini terjadi, sehingga memiliki perbedaan tegas terhadap fase atau status-status Bulan yang lainnya.

Analoginya seperti waktu-waktu shalat. Meski seluruh waktu shalat hanya bergantung kepada kedudukan Matahari, namun kita dengan mudah membedakan waktu Dhuhur dan ‘Ashar ataupun antara waktu ‘Ashar dan Maghrib, karena batas-batasnya cukup jelas. Hal serupa pun diharapkan bisa diterapkan pada hilal, sehingga batasnya terhadap fase Bulan sabit ataupun terhadap Bulan pasca konjungsi non-hilal (yang hingga saat ini belum terdefinisi) menjadi jelas.

Fakta sains yang sudah berhasil dihimpun hingga saat ini mengindikasikan, saat berstatus hilaal, bukan hanya posisi Bulan dan Matahari yang menentukan, namun juga sifat optis atmosfer Bumi dan batas sensitivitas mata manusia. Dalam hal ini, hilal boleh dikatakan memiliki analog (qiyas) dengan cahaya fajar senyata (fajar shadiq) maupun cahaya senja senyata (syafaq). Masing-masing adalah penentu awal waktu shalat Shubuh dan Isya’. Menafikan atmosfer sama saja dengan menganggap waktu shalat Shubuh dan Isya’ tak perlu ada.

Sebagai konsekuensi lanjutan dari fakta sains ini, ada situasi di mana kedekatan posisi Bulan terhadap Matahari serta pembiasan dan hamburan/serapan cahaya Bulan oleh atmosfer yang mencapai maksimumnya saat Bulan menempati cakrawala membuat gemerlap cahaya sabit Bulan kalah jauh dibanding benderangnya cahaya langit senja (yang berasal dari Matahari) saat Matahari terbenam.

Dalam situasi tersebut, lengkungan sabit Bulan takkan teramati, meski di siang bolong sebelumnya lengkungan sabit Bulan itu sudah terlihat lewat teknik observasi khusus.
Fakta-fakta sains ini yang kemudian perlu diterjemahkan lebih rinci menjadi kriteria.

Jika merujuk model matematis yang baku, cukup banyak variabel yang harus dimasukkan dalam upaya membentuk kriteria yang paling dekat dengan kondisi senyatanya. Namun, dalam batas-batas tertentu yang terjaga akurasinya dan tetap diperkenankan secara ilmiah, variabel-variabel tersebut dapat diminimalisir sehingga kriteria dapat disederhanakan hanya berdasarkan elemen geometris Bulan.

Namun, dalam hal ini perlu dicermati riset Bradley Schaefer (1996), yang menyimpulkan bahwa sebuah kriteria tak bisa hanya terdiri dari satu variabel. Sebab, konsekuensinya kriteria itu bakal memiliki zona ketidakpastian sangat besar hingga melingkupi sekujur Bumi.

Padahal, sebuah kriteria yang baik harus memiliki zona ketidakpastian sekecil mungkin secara statistik.  Oleh karena itu, kriteria yang baik seyogyanya terdiri dari minimal dua variabel yang masih saling terkait.

Usulan-usulan kriteria yang baru guna menyubstitusi “kriteria” imkan rukyat revisi sebenarnya sudah ada. Thomas Djamaluddin (2009) misalnya, mengusulkan kriteria LAPAN dalam bentuk: beda tinggi Bulan-Matahari lebih kurang 4 derajat dan elongasi Bulan-Matahari lebih kurang 6,4 derajat. Kriteria ini berpangkal dari kriteria Ilyas yang diperluas yang digabungkan dengan data elongasi terkecil menurut ICOP.

Di sisi lain, Ma’rufin Sudibyo dkk (2009) juga mengusulkan kriteria RHI yang terdiri dari beda tinggi Bulan-Matahari (aD) dan selisih azimuthnya (DAz) sebagai pertidaksamaan kuadrat: aD leih kurang 0,099 DAz2 – 1,490 DAz + 10,382. Kriteria ini didasarkan atas data RHI hingga kini dan menawarkan juga batas yang jelas antara hilaal dengan Bulan sabit, yang terjadi pada beda tinggi Bulan-Matahari ? 10 derajat.

Peta jalan

Dengan data dan usulan kriteria penyubsitusi sudah tersedia, bagaimana langkah-langkah menuju penyatuan kalender yang diidam-idamkan itu? Di sinilah Susiknan Azhari menawarkan langkah-langkah yang menarik untuk ditindaklanjuti, dengan mengambil analogi pada perumusan kompilasi hukum Islam yang kini mendasari ketentuan-ketentuan pernikahan dan pewarisan bagi Umat Islam di Indonesia.

Dengan eksistensi empat mazhab Sunni di Indonesia, yakni Syafi’i, Maliki, Hambali dan Hanafi, awalnya terasa sangat sulit bahkan nyaris mustahil untuk mengompilasi pokok-pokok pernikahan dan pewarisan karena setiap mazhab memiliki pendapatnya masing-masing. Namun, dengan upaya sungguh-sungguh, berkelanjutan, dan dalam koridor yang jelas, kompilasi tersebut pada akhirnya berhasil diwujudkan dan menjadi panduan bagi semua.

Alur semacam itu patut ditiru untuk menyatukan kalender Hijriah di Indonesia. Yang penting, ada naskah akademik yang bisa dibahas dan dikembangkan bersama secara berkelanjutan.

Selain itu, juga dibutuhkan peta jalan (road map) dengan target-target yang jelas dan deskriptif untuk membawa langkah penyatuan ini sampai sejauh mana. Dengan sifat kalender yang elitis (top down).

Dalam arti, warga sebuah ormas pada umumnya bakal mengikuti apa yang diputuskan elit-elitnya, maka upaya penyatuan dengan peta jalan dan pembahasan berkelanjutan ini menjadi lebihs ederhana. Karena cukup dengan mempertemukan elit-elit setiap ormas secara rutin untuk duduk sama rendah berdiri sama tinggi dalam membicarakan daftar masalah yang hendak dikaji dan dipecahkan bersama-sama.


Editor : Inggried Dwi Wedhaswary











Ada 14 Komentar untuk artikel ini